Aden Ku Kuda Beureum

Adean ku kuda beureum 
"agul ku banda batur" atawa "ginding ku beunang nginjeum".

Secara letterlijk, "adean ku kuda beureum" bisa diartikan menjadi “beradik kuda merah”. Tidak ada artinya, bahkan sulit dipahami arti kata yang terkandung. Peribahasa ini mengandung kata kiasan yang biasa digunakan dalam tata kalimat peribahasa bahasa sunda yaitu kalimat yang disusun menggunakan personifikasi perilaku mahluk lain. Binatang, tumbuhan, benda mati atau bentuk lainya. Namun secara konotasi bisa mengarah pada tujuan yang dimaksud.
"Adean ku kuda beureum" diartikan sebagai "agul ku banda batur" atawa "ginding ku beunang minjeum". Artinya merujuk pada perilaku orang yang bangga, yang berlebihan bahkan cenderung narcis pada hal-hal yang dimiliki atau yang menempel pada tubuhnya. Misalnya perhiasan, padahal benda tersebut adalah milik orang lain atau dengan kata lain meminjam dari orang lain. Peribahasa ini merupakan sindiran kepada orang lain, biasanya digunakan pada saat-saat pertemuan ibu-ibu atau arisan yang muncul ketika ada salah satu yang hadir tampil dengan sangat berlebihan, namun yang hadir lainnya sudah tahu dengan pasti kalau benda yang dipamerkan tersebut adalah benda pinjaman.

Dalam sastra bahasa Indonesia, "adean ku kuda berueum" memiliki makna sepadan dengan ”berlayar atas angin” yang memiliki makna menyindir pada orang lain yang mengerjakan sesuatunya atas belanja orang lain.

© KAMUS BAHASA SUNDA
Facebook : KAMUS BAHASA SUNDA
Twitter : @KamusBhsSunda

1 komentar: